Pages

0

Moving

Selamat sore langit bogor, kamu sedang tampan sekali hari ini.

Sudah lama tidak menulis di blog. Iya saya merasa gagal sebagai blogger -_-“ *peluk eraterat blog saya*
Sudah banyak yang terlewatkan tanpa tertuangkan di blog ini. maaf iya maaf, sayanya lagi sibuk. Sibuk membenahi niat, membenahi hati, untuk sebuah keputusan besar. Yah perlu di ketahui sekarang saya kuliah di Bogor.
Hey ini memang impian saya sejak kelas dua SMA bukan. Lalu kenapa? Tidak, tidak ada masalah dengan keputusan ini. yang bermasalah adalah rindu yang kerap membayangi hati ini. iya rindu pada kota purwokerto, rindu pada langitnya, rindu pada suasana paginya, rindu berkeliling purwokerto dengan si blacky. Iya saya ngga bawa blacky ke sini. Mungkin tahun depan baru bawa blacky ke sini.
Keputusan berpindah, berhijrah ke sebuah kota nun jauh dari purwokerto. Yang harus di tempuh berjam-jam dengan kendaraan umum. Bukan sesuatu yang mudah. Ketika sebuah rasa berat meninggalkan mama sendiri disana, meskipun ada bapak, tapi tetap saja ada rasa berat. Tapi bukankah ini juga sebuah kebahagiaan. Tidak jarang seseorang bisa mendapatkan impiannya sebegitu indahnya seperti saya bukan?. Ah iya saya harus banyak-banyak bersyukur pada Tuhan. sudah memberikan apa yang saya inginkan dan saya butuhkan.
Lalu?. Iya saya sedang terus menerus berusaha menjalani semuanya, menikmati dengan segenap hati. Dengan senyum simetris. Berusaha menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda. Macetnya bogor, panasnya bogor, hujannya Bogor. Hahahaa.
Tapi ini menyenangkan, ketika saya mulai belajar bahasa sunda, belajar memahami bagaimana menempatkan diri dengan berbagai macam golongan masyarakat. Berusaha membiasakan diri dengan egosentris sebuah kota besar dekat ibu kota. Ini lucu bagaimana ketika kita berusaha bersikap ramah tapi malah mendapatkan kecurigaan dari orang lain. Bagaimana ketika ber sms dibilang sedang modus. Dunia ini memang lucu bukan?. Saya sudah sering bilang. Tapi saya tidak pernah menyesal bisa hidup di dunia ini.
Sedang menulis di dekat jendala dan memandang gunung gede pangrango, yaa, kehadiran gede pangrango memang mampu mengurangi rindu pada kota purwokerto, iya rindu dengan gunung slamet. Apa kabar ya dia?.semoga dalam keadaan sehat dan selalu selamat.
Pindah, berhijrah, bergerak, bukankah itu adalah salah satu cirri dari manusia. Iya kita memang harus terus bergerak kan. Bergerak dari usia anak-anak ke usia remaja, hingga kini sudah menduduki usia delapan belas tahun.
Berpindah dari masa lalu ke masa depan, berhijrah dari kursi sekolah dasar hingga kini berada di bangku universitas. Berpindah dari hati satu pada hati yang lain. Bukankah seharusnya begitulah cara manusia hidup. Berpindah, untuk menemukan hidup yang lebih baik lagi berpindah untuk menemukan tempat yang sudah terlalu sempit untuk di eksplorasi. Berpindah untuk mencapai mimpi yang lain. Berpindah untuk merasakan sensasi matahari di kota lain. Berpindah untuk menghirup oksigen yang lain. Dan berpindah untuk menemukan seorang lain yang lebih tepat.
Karena hidup harus terus bergerak. Maka bergeraklah dengan hati-hati. Bergeraklah dengan niat. Bergeraklah dengan ikhlas, dan bergeraklah dengan senyum. Hingga kamu temukan senyum-senyum yang lain di luar sana.
Kuncinya hanya satu, berani keluar dari zona nyaman, dan mencoba membunuh rasa takut untuk melihat dunia yang lain. Membuka mata, dan mengisi penuh keyakinan diri. Dan percaya bahwa Tuhan akan selalu bersama umatnya. Memelukmu erat-erta dan tidak akan pernah meninggalkanmu dari pandangannya, pendengarannya, dan ridlonya.
Iya sedang terus meyakinkan diri. Bahwa saya Punya Alloh, dan punya tante yang baik hati. Punya sahabat baru yang selalu ada untuk saya, dan punya langit biru yang selalu ada membirukan hari-hari saya. Ini langkah baru, ini niat baru, ini hidup baru, ini perjalanan baru, ini lembaran baru, dan ini ceritaku, apa ceritamu?.  

            “ percaya saja apa-apa yang diluar kehendakmu, ada Alloh yang akan selalu membenahinya.” 

Percaya-Lah!

kalau saja percaya harus beralasan, aku mungkin tak akan mampu bertahan hidup lama-lama. 

beberapa hari yang lalu, aku mendapat sebuah pertanyaan. dari seorang anak laki-laki cucu adam. dengan isengnya dia bertanya,
mengapa kamu mempercayaiku?
lalu aku menjawab
entahlah, aku hanya percaya
jawabku lalu terdiam, dan dia kembali menjawab dengan nada memaksa,
tapi kan percaya itu harus ada alasannya!.
masa sih?.

kalau saja percaya harus memiliki alasan - aku harus jawab apa?. yang ku Tahu, aku hanya mampu percaya. ya percaya yang begitu saja pada Tuhan. hanya bisa percaya, bahwa Tuhan itu nyata. aku memiliki Alloh SWT, dan mempercayai bahwa Dia selalu menyayangiku, senakal apapun aku. Dia selalu ada di setiap susahku, payahku, dan bahkan aku mempercayai sepenuhnya bahwa apapun yang diluar kehendakku, akan Menjadi tanggungannya. aku percaya Tuhan bahkan terlalu menyayangiku, meski aku menduakan-Nya, atau bahkan sempat pernah meninggalkannya.

kalu saja percaya harus memiliki alasan - aku harus jawab apa?. aku hanya percaya seperti itu. bahwa semua mimpi-mimpi yang telah ku gantungkan akan menggantung seperti itu terus. aku hanya percaya bahwa, menggantungkan cita-cita setinggi langit itu bukan ide buruk- karena, ketika kamu akhirnya jatuh-pun kamu akan terduduk diantara bintang yang lain. yakinlah kau akan tetap terselamatkan. ketika kamu, selalu-tetap-dan-akan terus percaya, bahwa kamu mampu mewujudkan mimpi itu. mungkin kamu(aku) hanya perlu berhenti untuk bilang-aku-harap-dan mulai berkata-aku-akan.
 
kalau saja percaya harus memiliki alasan - aku harus jawab apa?.  aku percaya bahwa bumi itu bulat. langit punya lapisan hingga ke-tujuh. ada begitu banyak galaksi di luar sana. ada planet yang tak kalah indah dari bumi. percaya bahwa piglet itu sebenarnya adalah pria.

kalau saja percaya harus memiliki alasan - aku harus jawab apa?. bagaimana aku mampu hidup dengan mempercayakan seluruh hidupku dipimpin oleh seorang presiden, atau bagaimana aku mampu percaya bahwa mereka mampu menjamin keselamatan hidupku di negara seluas ini?. bagaimana aku bisa semudah itu percaya pada dokter-dokter yang berusaha menyembuhkanku ketika aku pilek. bagaimana kalau ternyata mereka memberiku racun leat obat-obat itu?.

kalau saja percaya harus memiliki alasan, aku takkan mampu bertahan hidup lagi. aku akan mati tercekik mencari alasan. mengorek-ngorek kata. lalu menjadi pembual karena telah merangkai kata-kata yang hanya mampu membuat hatimu tenang karena memiliki jawaban dari kepercayaanku.
karena yang ku tahu, percaya itu hadir dari dalam hatimu. mereka menyelusup, menjelma menjadi sebuah  rasa aman, nyaman, dan yakin. yang ku tahu, aku hanya bisa percaya yang seperti itu. percaya bahwa Tuhan ada dan selalu menyayangiku. aku hanya mampu percaya yang seperti itu, percaya bahwa kamu tak akan menyakitiku, percaya mereka yang ku cintai tidak akan berbuat sesuatu yang mungkin akan membuat aku berpaling.


jangan tanyakan lagi mengapa aku mempercayaimu. percayalah, karena aku hanya akan memberi satu kesempatan untuk ku percayai sepenuh hati. dan jangan pernah dipatahkan. aku hanya punya satu.
0
ada sesak, karena rindu yang tak kunjung bertemu empunya

sedang rindu berat. 

dengan siapa?

ohh jangan ditanya. jelas dengan dia. 

yang mana?. 

yang itu, iya dia yang selalu mengabaikanku. dia priadengan beberapa helai jenggot yang baru saja tumbuh. dia yang mei kemarin genap berusia 26 tahun. dia yang kerap sekali membuatku menangis. dia yang membuaku ingin pergi lalu kembali di 5 detik kemudian. dia yang begitu acuh. dia yang tidak bisa menyayangi dirinya. dia yang gemar sekali minum kopi di sore hari sambil menyesap sebatang rokok. dia yang berbeda mimpi denganku
             

                                                                       

iya sedang kangen yang berlebihan tapi tidak bisa berbuat apa-apa. 

Pengharapan Baru


22 April 2013
Desa sukanco.

“ apa-apa yang diluar kehendakmu, percayalah selalu ada tangan Tuhan dibalik itu semua”

Saya selalu percaya bahwa Tuhan selalu memeluk saya erat-erat. Kapanpun, dimanapun, dalam keadaan seperti apapun. Meskipun saya jadi senakal apa, menduakan Tuhan seperti apa, Tuhan selalu mampu memaafkan semua kesalahan saya. Tuhan bahkan akan senantiasa mengiringi kaki saya seberapapun menyebalkannya saya. 

Entah harus bersyukur yang macam apa lagi pada-Nya. Begitu banyak kebahagiaan yang belum sempat saya syukuri. Dan begitu banyak pula kesedihan yang dirasakan tanpa sempat mengucap rasa terimakasih. Saya begitu beruntung bisa hidup seperti ini. begitu beruntung bisa mengenal malaikat-malaikat penolong yang Tuhan ulurkan bagi hidup saya.  Saya yakin tidak ada orang yang seberuntung saya. Terimakasih Tuhan. 

Hari ini langit mendung jadi saksi bisu kisah hidup saya. Saya dipertemukan dengan seseorang yang luar biasa. Meskipun baru beberapa bulan saya mengenal mereka. Ya mereka, dua orang suami-istri yang begitu baik. Entah bagaimana mereka bisa saja untuk selalu membantu banyak orang. 

Mereka hanya mendedikasikan diri mereka untuk menolong banyak orang. Mereka berambisi untuk memperbaiki Indonesia. Bukan, mereka bukan pasangan politikus. Atau Dosen sebuah universtas. Mereka itu adalah manusia-manusia yang mencoba memperbaiki Indonesia dari sisi moral.
Jika kita harus memperbaiki Indonesia dari sudut ekonomi. Saya yakin kita hanya akan membuang waktu. Perekonomian Indonesia sudah terlalu busuk. Managemennya, prosessnya, tidak ada yang baik. Tidak ada yang jujur, semua lapisannya yang ada hanya kemunafikan saja. 

Jika diibaratkan sebuah pohon, Indonesia adalah Pohon yang kering, dan daun di puncaknya menguning. Jika kita mencoba mengobati pohon itu di daun yang menguning, tidak ada yang lebih bisa kita lakukan untuk menyelamatkannya, pada akhirnya pohon itu akan tetap mati. Tapi jika kita mencoba mengobati pohon tersebut dari akarnya, saya yakin daun kering dipuncak pohon itu akan berubah hijau, dan pohon itu akan terselamatkan juga. 

Sama seperti Indonesia, jika kita hanya melakukan penangkasan di atas. Kita hanya akan membuang keringat kita saja. Tapi jika kita melakukan perbuahan dengan mengganti pupuknya, mengganti media tanamnya saya yakin Indonesia akan bisa terselamatkan.
Lalu dimana letak akar negeri ini?. Tentu saja ada di anak mudanya. Yang perlu kita  hanyalah menyelamatkan tunas bangsa. Mengganti pola pikir mereka, yang kita butuhkan adalah Merevolusi moral mereka untuk bisa menjadi pemuda yang baik. Yang bisa menjadi calon pemimpin yang tangkas, jujur dan juga amanah. 

yang Indonesia butuhkan bukan lagi pemberantasan korupsi, atau pengungkapan skandal para dewan. yang Indonesia butuhkan adalah pembenahan moral bangsa. hanya itu dan akan bermula dari situ. 
Ahhh kali ini saya bicara dewasa banget -_-“ ( ya iya kan calon Mahasiswi :D)
Terus intinya?.
Intinya saya hari ini bahagia banget, akhirnya pasangan suami-isteri itu, panggil saja mereka mba Ayu dan mas Subur, mereka mengangkat saya menjadi adik dari mereka. Betapa bahagianya saya?. Dan mereka berjanji membantu saya untuk mencapai apa yang saya inginkan Menulis, bermimpi apapun itu mereka akan ada untuk saya.  

Entah bagaimana, semua itu membuat saya bangkit dari keterpurukan saya. Rasanaya saya sudah begitu dekat saja dengan mimpi saya. Saya selalu bilang kan,

“ jika kamu punya cita-cita, capailah. Kita hanya butuh waktu dan tekad. Kita hanya perlu berjalan sedikit memutar untuk mencapainya. Tapi itu bukan masalah besar, selagi kamu masih punya Tuhan, dan punya keyakinan.”
Ahhh entah harus blang terimakasih macam apa lagi pada Tuhan. entah harus bilang terimakasih macam apalagi pada mba ayu dan mas subur. Dan entah harus bilang terimakasih yang bagaimana lagi tentunya pada mamah dan bapak. 

Maafkan saya Tuhan kalo saya selama ini gemar sekali mengeluh. Tapi saya janji, saya akan lebih banyak membantu orang. Akan menjadi anak yang lebih baik lagi. Untuk diri saya, masa depan saya, dunia saya, akhirat saya. Dan Indonesia. 




ini pohonku, mana pohonmu?

Ahh ya blog ini mungkin akan terisi beberapa kisah orang-orang dari sepotong roti kehidupan. Saya akan bergabung dalam sebuah lembaga yang akan membuat perjalanan saya lebih berwarna. Dan tentunya bermakna.
Doakan saya,


0

Kecewa


Ada beberapa kecewa, yang tidak bisa mendapat kesempatan keduanya.

Saya adalah perempuan terbodoh dan paling buruk di Dunia. Alihalih meniti kebahagiaan. Aku malah terus saja meghitung berapa banyak rasa kecewa yang saya rasakan. Saya terlalu sibuk merasakan perihnya dikecewakan oleh orang yang begitu saya sayangi. Tidak ada orang yang bahkan benar-benar mengharapkan kebahagiaan yang terbaik untuk saya. Mereka berpura-pura menjadi kelinci manis dipangkuan saya. Tetapi seketika berubah menjadi rubah besar buas, yang siap menerkam saya kapan saja. Senyum palsu itu. aku bahkan sudah terlalu muak melhatnya setiap hari.

Dan yang membuat saya lebih kecewa lagi adalah mereka  bahkan lebih dekat dari apapun dengan diri saya sedekat hati dan kantung pankreas mungkin. Bahkan mungkin mereka lebih kental dari darah dengan saya. Tidak ada yanglebih mengecewakan ketika menyadari bahwa mereka yang kamu sayang adalah mereka yang selama ini mengamini segala kesedihanmu dan membenci bahagia yang hinggap dihidupmu.

Bukan, saya tidak sedang berburuk sangka. Tapi ini kenyataannya. Pahit memang, tapi bagaimana lagi?, bkankah ini jalan yang Tuhan takdirkan untuk saya. Jika boleh saya memilih saya tidak ingin melewati jalan penuh duri seperti ini. andai saja boleh iri, saya bahkan sangat iri pada mereka yang memiliki satu orang yang begitu menyayanginya dan selalu mengamini seluruh kebahagiannya. Dari pada memiliki banyak orang disekitarnya tapi mereka tidak lebih dari sekedar duri.
Saya selalu berusaha. Sangat begitu berusaha untuk tidak pernah jadi alasan seseorang menangis. Saya selalu berusaha untuk tidak pernah jadi alasan kenapa seseorang kecewa. Saya selalu berusaha untuk tidak pernah jadi alasan, seseorang tidak mau melihat masa lalunya. Saya tidak ingin jadi orang yang seperti itu. tapi saya?. Saya bahkan tidak pernah ingin melihat kebelakang. Karena alasan beberapa orang.

Entahlah, saya bahkan tidak habis pikir pada mereka yang menjadi sebab menangisnya seseorang.  apa mereka tidak pernah menyesal telah membuat seseorang merasa kecewa?. Aku?, membentak seseorang saja rasanya sudah bersalah setengah mati. Apalagi mereka yang menjadi alasan kekecewaan seseorang. oh atau mungkin mereka sangat bangga pernah membuat seseorang menangis. Mungkin mereka bangga menjadi alasan kenapa seseorang enggan menengok masa lalunya. Mungkin mereka bangga…



Jangan, kamu jangan seperti saya negitu sering merasakan kecewa. Kamu jangan seperti saya, begitu sering dikecewakan. Kamu jangan seperti saya, terlampau banyak mengecewakan.
Kecewa-mengecewakan-dikecewakan. Apapun, bagaimanapun, semuanya adalah sesuatu yang buruk. Berusaha dengan keraslah untuk tidak bersentuhan dengan salah satunya.  


Banyumas, 22 april 2013
Pukul 5:32 pagi. Sedang menunggu matahari terjaga dari mimpinya. 






0

Daun Kering dan Cintaku



  Hari ini aku masih takut membuka mata, masih enggan menatap kenyataan.  Aku masih enggan menghirup udara.
Kau tau aku tak pernah berniat jatuh cinta padamu.
Tak pernah tau bahwa aku akan menjatuhkannya untukmu (juga).
Seperti dedaunan kering itu,
Mereka takan pernah tau kapan mereka akan jatuh.
Bahkan sebelum mereka sempat menjadi kuning dan coklat.
Aku tak tau aku jatuh cinta padamu bahkan sebelum aku sempat berkedip, jatuh cinta memang semudah itu kan?,
Kita akan bertemu, bersapa, dan jatuh cinta.
Tapi, cintaku yang kali ini,
Masih sama seperti yang sebelumnya, aku masih jatuh dan belum tertangkap.
Belum tertangkap atau memang kamu belum sempat menangkapnya?,
Atau mungkin kau memang tak berniat menangkapnya?.
Daun-daun itu jatuh tertarik gravitasi bumi,
Cintaku jatuh, tertarik oleh semua kelebihanmu yang tentunya terdapat kekurangan
Yang tentu saja begitu ingin aku lengkapi.
Cintaku seperti daun yang jatuh dari rantingnya,
Tertarik gravitasi,
Tertiup angin,
Jatuh dipeluk tanah, berselimutkan debu.
Cintaku mereka jatuh, tanpa pernah kusuruh
Jatuh dipeluk angin, berselimutkan mimpi.
Cintaku seperti daun yang jatuh dari rantingnya,
Berserakan, terinjak terhempas angin,
Jika tak terbawa angin, daun kering itu akan diam
 menunggu seseorang baik hati yang,
Akan membawa mereka berkumpul dengan daun kering yang lainnya,
Atau mungkin mereka hanya akan diam menunggu hingga mereka menjadi coklat dan membusuk.
Kemudian kembali lagi bersatu dengan tanah coklat, lembab yang dingin.
Ini  daun kering, yang bernasib sama seperti cintaku,
Atau mungkin ini cintaku yang bernasib sama dengan daun kering.
Ini cintaku masih bermimpi ingin jatuh dalam pelukanmu.
Ini daun kering masih bermimpi  jatuh tertiup  angin lalu terbang lagi.
Ini cintaku yang menunggu seseorang baik hati menyapunya bertemu,
Bersama serpihan cinta yang lain, yang pernah jatuh
Tak tertangkap, dan membusuk.
Ini aku yang tak pernah berniat jatuh cinta padamu.
Ini cintaku yang belum sempat tertangkap olehmu.
Dan ini kami, yang masih berharap suatu saat kau akan memungutnya,
Serpihan hati yang akan kau hidupi dalam nyatanya mimpi. 
0

Mereka Ber-hak Bahagia


hatiku mereka begitu berhak untuk bahagia

Seorang adek kelas saya meminta waktu saya di hari selasa kemarin. Dia meminta satu jam saja untuk duduk dengan saya. Dia ingin bercerita katanya. Buat saya sih itu bukan masalah yang besar, sekalian juga sekalikali gitu bolos intens *jangan bilang-bilang saya bolos intens* *xoxo*
Buat saya menjadi pendengar itu menyenangkan. Terlebih menyenangkannya lagi, ketika seseorang itu pasrah, menaruh kepercayaan pada kalian untuk mendengarkan masalahnya.
Saya akan menjadi sangat bahagia, ketika seseorang meu membagi ceritanya pada saya, dan mempercayakan saya untuk menyimpannya. Mempercayakan telinga saya untuk menampungnya. Dan mempecayakan otak saya untuk mencerna dan memberikan beberapa pendapat.
Terlebih ketika orang itu bilang “ saya bahagia punya kamu disamping saya ketika saya butuh seorang pendengar”. Ini bahagia dunia akherat loooh seriusan.
Tetapi menjadi pendengar tak semudah yang kamu pikirkan. Karena orang yang kita dengar itu memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada orang yang ingin didengar dengan seksama dan diberi pendapat. Ada pula mereka yang ingin didengarkan saja, tanpa mau mendengarkan pendapat kita. Disitu kita belajar bahwa tak semua orang bisa kita paksakan kehendak. Kita tidak boleh marah ketika seseorang sudah bercerita pada kita lalu kita menanggapi dengan memberikan masukan, lalu orang itu tidak mau mendengar apa pendapat kita. Hal sepele seperti itu tidak boleh membuat kita menjadi kapok untuk mendengar.
Oke kembali ke cerita, akhirnya sore itu saya dan adik kelas saya itu janjian di sebuah warung jus kecil di dekat sekolah. Namanya mas ateng. Jus jambu disitu adalah jus jambu tereeenaaaaaaak yang ada di dunia!. *ini seriusan, harus di coba*. Dan kami akhirnya bertemu. Berjabat tangan dan berbasa-basi yang basi.
Saya lihat matanya tak seceria biasanya. Dia sama seperti saya memiliki tubuh yang cukup subur, berjilbab juga, dan sedang merasa kelu di hati. *ini kenapa jadi saya yang curhat? -__-*
Saya     : “ kenapa? dih murung banget, dia lagi?, kenapa emangnya?”
Dia       : “ ya gitu deh mba, aku bingung udah mau setaun digantung gini, aku galau banget. Terus aku habis di tembak sama temen aku. Cuma aku bingung. Aku belum bisa move on dari dia. Aku sayang banget sama dia.  
Saya     : ” nah dia gimana sama kamu?. “
Dia       : “ gitu deh mba, ngga jelas, kadang ada. Kadang ilang.”
Saya     : “ move on dong, kan udah ada yang nembak kamu, kenapa ngga di coba?. Siapa tahu dia bisa jadi obat kamu ngelupain cowok PHP itu?.  inget yaa, jangan sampe kita jadi kenangan buruk buat orang lain!.”
Dia       : “ susah mbaa, aku terlalu sayang sama dia. Nah itu makanya aku mau curhat sama mba,,”
Saya     : “ samaa, sih aku juga terlalu sayang sama dia, begonya lagi aku selalu ngerengek sama Alloh buat kebahagiaannya.” -- * mel kenapa elo jadi ikutan curhat -__-“*
Dan percakapan itu mengalir begitu saja, setengah jam pertama aku biarkan dia menumpahkan semuanya, kekesalannya, sakit hatinya, semuanya. Saya biarkan dulu dia mengobati kelu hatinya. Saya hanya medengar sambil sesekali berkedip, mencoba memahami isi hatinya dengantatapan saya. Setelah dia sudah puas menceritakan semuanya baru lah saya berondong dia dengan berbagai pertanyaan.
Saya     : “ kamu ngerasa dia jahat ngga dek?”
Dia       : “ iya mbaaak…  dia jahat banget, dia bilang sayang tapi dia ngga mau kita pacaran. Dia malah bilang “dek kok kamu mau sih sama aku, aku kan jahat aku cowok breng*ek, kamu terlalu baik buat aku.”
Saya     : “ aku kasih perumpamaan ya. Missal gini kamu mikir dia jahat. Oke dia jahat, emang jahat udah norehin luka gitu di hati kamu. Tapi kamu masih mau nunggu dia terus, itu sama aja kamu nuangin air garem di luka kamu. Makin perih apa makin sembuh?. Perih kan?. Dan itu sama kaya kamu udah tau dia PHP, dia breng*ek, tapi kamu tetep mikir dia itu cowok baik. jadi siapa yang keukeuh tetep mau nunggu dia?”
Dia       : “ yaaa, aku siih mba, “
Saya     : “ siapa yang keukeuh tiap malem berdoa yakin dia bakal berubah?.”
Dia       : “ ya aku siih,,, “
Saya     : “ jadi dia salah ngga?.”
Dia       : ” eeeennggaaak,,, “
Saya     : “ jadi yang bego siapa?,”
Dia       : “ orang yang tetep berusa nunggu dan percaya bahwa orang yang lagi ditunggu memang ngga bisa buat dia.”
saya     : *hebat banget gue ngomong begitu* *hening*
dia       : “ mbaa, aku bego ya?, “
saya     : “ aku ngga ngomong looooh…. “
Dan pembicaraan itu terus mengalir. 

Apa yang paling sulit untuk di lewati ketika sedang jatuh cinta?. Mungkin ketika kita sadar bahwa kita hanya mencintai, tanpa merasa di-cinta-i(kembali)

Ya sudah jika kita sudah tahu bahwa dia memmang tidak layak untuk di cintai. Sudah cukup. Jangan terusterusan menyiksa batin. Cukup. Jangan terus menerus menyiksa hati. Kasian hati kita. Mereka berhak untuk bahagia. Mereka berhak untuk merasakan menyenangkannya hidup sederhana.
Hidup mu akan jauh lebih menyenangkan jika kamu tak sibuk terus-menerus menghitung kesedihan.
Sedih boleh, terkadang hati kita pun butuh merasakan sedih supaya ketika kita bertemu dengan bahagia kita akan lebih bersyukur. Tapi jangan di ratapi. Syukuri saja rasa sedih itu. tapi jangan lantas berhenti terpekur. Waktumu jauh lebih berharga jika dihabiskan untuk termenung di atas kesedihan.
Sekarang mungkin waktunya untuk bahagia. Waktunya untuk bangkit lagi mengejar apa yang sempat tertunda. Waktunya untuk bangun dan berjalan lagi. Mungkin kita sudah sedikit terlambat tapi tak apa saya yakin kita bisa berlari sedikit.
Mari hatiku kita lepaskan apa-apa yang tak terjangkau lengan. Siapa tahu disana ada beberapa yang bisa dijangkau bahkan tanpa harus melompat. Kita hanya perlu meneruskan perjalanan ini saja. Ada beribu-ribu kebahagiaan menanti di depan sana. Saya yakin. Tuhan bahkan selalu memeluk kita.
“ hey! Bahagia itu sederhana, seperti melihat langit biru atau berjalan di bawah rintik hujan mungkin!.”





Back to Top